A.2.4. Mutmainnah,S.Pd - Aksi Nyata 3.1
Modul 3.1 Aksi Nyata Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran
Menghadapi Kasus siswa tentang pengambilan keputusan yang jarang masuk sekolah menggunakan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 Langkah pengujian pengambilan keputusan yang telah dilaksanakan.
Latar Belakang
Sekolah sebagai Lembaga pendidikan untuk mencetak generasi penerus bangsa tidak pernah lepas dari permasalahan baik yang berasa dari siswa dan rekan guru. Jika permasalahan ini dibiarkan akan berdampak pada hasil pendidikan yang diperoleh.
untuk itu diperlukan kerjasama dan komitmen semua unsur yang ada dilingkungan, agar apapun bentuk permasalahannya bisa diselesaikan secara baik dan bertanggung jawab.
untuk mendapatkan penyelesaian yang baik dan bertanggung jawab , maka kita harus menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip , dan 9 Langkah Pengujian pengambilan keputusan serta disesuaikan dengan kasus masalah yang muncul.
Tujuan
Agar guru sebagai pemimpin pembelajaran mampu mengambil keputusan yang tepat dan efektif, baik di kelas maupun di lingkungan sekolah ketika menghadapi kasus dilema etika maupun bujukan moral.
Pemaparan Aksi Nyata
Pemaparan aksi nyata kali ini saya akan menggunakan empat komponen dalam kerangka 4 p (4f) yakni peristiwa (Facts), perasaan (feeling), pembelajaran (findings), penerapan (future).
1. Peristiwa (Fact)
Latar belakang tentang situasi Pandemi yang dihadapi sesuai arahan Pemerintah harus melaksanakan Pembelajaran dari Rumah (BDR). Dalam suatu kelas terdapat siswa yang kurang disiplin terhadap peraturan yang ditentukan oleh sekolah, Diantaranya sering tidak mengumpulkan Tugas baik karena sakit dan Lain- Lain.Toleransi untuk Tidak mengerjakan tugas adalah sebanyak 6 kali . Namun siswa Telah diberi surat peringatan oleh saya sebagai wali kelas. Tahap berikutnya adalah siswa mengulang kembali sehingga , namun tidak berhasil.maka wali kelas dan guru pendidikan Agama , melakukan Home visit ke rumah siswa yang bersangkutan untuk identifikasi dan mencari solusi yang tepat. Jika ternyata siswa mengulang kembali maka siswa dan orangtua dipanggil ke sekolah untuk berdiskusi dan mencari solusi agar siswa bisa disiplin dan siswa diberikan sanksi berupa surat peringatan berupa perjanjian di atas materai. Hal ini diharapkan menjadikan siswa menjadi lebih serius untuk bisa disiplin dalam belajar, Akan tetapi dalam pelaksanaannya, peraturan tersebut tidaklah se mutlak itu, setiap kali melakukan tindakan maka akan diterapkan identifikasi masalah terhadap siswa yang bermasalah untuk menggali informasi yang benar. Dengan alasan yang bisa diterima, walaupun siswa sudah 6 kali atau lebih tidak mengumpulkan Tugas tetapi siswa tersebut masih memiliki peluang untuk bisa naik kelas
mengingat banyak faktor yang menyebabkan menjadi tidak disiplin yaitu karena keluarga yang tidak harmonis, atau keadaan ekonomi sehingga harus turut serta membantu orang tua mencari nafkah. Alasan melakukan Aksi nyata tersebut adalah karena adanya kasus dimana Alpanya sudah mencapai 6 kali atau lebih, tetapi pada akhirnya siswa tersebut tetap naik kelas, meskipun tidak sesuai dengan syarat kenaikan kelas dan Regulasi dari pemerintah setempat yaitu SKTB (Sistem Kelas Tuntas Berkelanjutan), maka perlu ditindak dengan Aksi Nyata.
2. Perasaan (Feelings)
Saya merasa mengalami situasi Dilema etika terhadap masalah siswa tersebut. Disatu sisi, jika mengacu pada peraturan SKTB maka siswa tersebut harus dinaikkan. Namun disisi lain masa depan anak sangat penting, sehingga berbagai kebijakan alternatif bisa diperlukan sesuai dengan kesepakatan dengan Guru bidang studi di kelas saya.
3. Pembelajaran (Findings)
Dalam hal ini saya dapat menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dalam pembahasan modul 3. 1 yaitu 4 paradigma dilema etika, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.
Masalah yang saya hadapi merupakan kasus dilema etika yakni paradigma Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy) prinsip Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
4. Penerapan ke depan (Future)
Ada Rasa syukur serta muncul kebahagiaan tersendiri saat melihat perubahan perilaku yang dialami oleh siswa setelah menjalani beberapa proses konseling dan pengambilan keputusan. melakukan kerjasama dengan beberapa pihak untuk membantu siswa menyelesaikan masalah yang dihadapi. serta mengontrol keberadaan siswa selama pembelajaran daring. namun tidak semua permasalah di sekolah mendapatkan hasil sesuai harapan dibutuhkan kerjasama komunikasi efektif serta keteladanan agar semua bisa berjalan sesuai dengan tujuan bersama.
Dokumentasi Pengambilan Keputusan
Diskusi bersama siswa yang bersangkutan
Diskusi bersama Guru mapel Agama Islam
ket : saya CGP A.2.4 Mutmainnah , (berjilbab kuning)
guru mapel : Evi Firwati(Jilbab Abu-Abu)
Diskusi bersama Guru mapel PJOK pak Abdullah Patagau
berjilbab ungu : Ibu kepala sekolah ,Hamriati S.Pd ( sebagai penasehat)
Komentar
Posting Komentar